Pulp Fiction Review: Cult Classic Terbaik

Pulp Fiction sebuah mahakarya yang disutradarai oleh Quentin Tarantino. Dirilis pada tahun 1994, film ini tetap menjadi tonggak penting dalam dunia perfilman kontemporer. Film ini merupakan sebuah karya yang rumit dalam menyatukan berbagai cerita yang saling terhubung, dengan menggabungkan elemen-elemen kejahatan, komedi hitam, dan referensi budaya pop dalam narasi non-linear.

Dianggap sebagai terobosan baru dalam dunia perfilman, film ini tidak hanya meningkatkan popularitas Tarantino tetapi juga memajukan film independen secara keseluruhan. Meskipun dibuat dengan anggaran sekitar $8,5 juta, Pulp Fiction berhasil meraup keuntungan lebih dari $200 juta secara global, dan menjadikannya film independen pertama yang melebihi $100 juta di Amerika Serikat. Kehadirannya juga mendapat pujian kritis, meraih tujuh nominasi Oscar termasuk kategori film terbaik, serta meraih berbagai penghargaan prestisius lainnya.

Film ini dipenuhi oleh jajaran aktor dan aktris kelas atas. Mulai dari John Travolta, Samuel L. Jackson, Bruce Willis, Uma Thurman, Ving Rhames, Tim Roth, Amanda  Plummer, Christopher Walken, hingga Quentin Tarantino sendiri yang juga turut berakting dalam filmnya.

Mengapa Plot Pulp Fiction Non Linear?
Salah satu yang ikonik pada film Pulp Fiction adalah penggunaan alur cerita non linearnya. Ceritanya terbagi menjadi beberapa bagian yang saling terkait tetapi disajikan secara tidak berurutan. Misalnya adegan yang muncul di awal film sebenarnya bisa terjadi pada waktu yang berbeda, dan beberapa adegan di bagian akhir film bisa menjadi kronologis yang lebih awal. Tarantino menggunakan teknik ini untuk membangun ketegangan dan membuat penonton berpikir. Dengan cara ini penonton diajak untuk menyusun kembali cerita dan mencari tahu hubungan antara setiap bagian film, menciptakan pengalaman menonton yang menarik dan tidak mainstream.

Meskipun penggunaan alur non linear bukanlah konsep baru dalam dunia perfilman tetapi dalam perkembangannya menjadi sebuah tren baru bahkan kerap diadopsi pada film-film populer. Penggunaan alur non linear ini menjadi cetak biru pada karya-karya Tarantino lainnya, seperti pada film pertamanya yaitu Reservoir Dogs.

Penampilan Aktor yang Apik
Pilihan pemain dalam film ini menjadi salah satu aspek yang patut dipuji. Bruce Willis berperan sebagai Butch, dengan menunjukkan kedalaman karakter seorang petinju bayaran yang bekerja sama dengan Marsellus Wallace seorang bos gangster yang diperankan Ving Rhames, sementara John Travolta dan Samuel L. Jackson menghadirkan karakter yang memikat sebagai Vincent dan Jules membawa nuansa yang tepat untuk karakter-karakter pembunuh bayaran yang mereka perankan. Uma Thurman juga memberikan penampilan yang mengesankan sebagai Mia, yang memiliki daya tarik yang kuat sebagai istri bos gangster. Meskipun peran-peran yang mereka mainkan terkesan sederhana dan memiliki risiko tinggi karena kurang menantang bagi perkembangan karir mereka, namun kehadiran mereka memberikan warna yang kuat dalam film ini dan menunjukkan akting yang luar biasa, dan terbukti mereka berhasil meningkatkan reputasi di industri perfilman.

Aspek lain yang menjadi ciri khas Tarantino dalam Pulp Fiction adalah dialog yang padat, panjang, dan terkesan absurd. Setiap dialog yang diperbincangkan antar karakter sangat layak untuk disimak, baik itu perbincangan mengenai moralitas ataupun sekadar lelucon. Meskipun dialog-dialog tersebut terkesan tidak relevan namun sangat penting dalam pembentukan karakter para pemainnya.

Satu hal lagi yang perlu di highlight dalam film ini adalah pemilihan soundtrack, musik surf-rock Misirlou karya Dick Dale yang menjadi pembuka di awal film sangat out of the box di masanya, ketika musik saat itu dikuasai genre alternative rock, grunge, dan hip hop, Tarantino dengan sangat berani menggunakan surf rock sebagai main theme, dan juga tidak kalah penting lagu You Never Can Tell karya Chuck Berry yang menjadi lagu pengiring adegan dansa paling ikonik antara Mia dan Vincent.

Masih ada banyak aspek dalam Pulp Fiction yang sangat menarik untuk dibahas, Pulp Fiction memang tidak seperti film pada umumnya, ia dikemas secara apik dengan ide mahal yang menjadikannya unik, Quentin Tarantino menghadirkan karya yang menarik dan anti mainstream, dari dialognya yang tajam dan adegan aksi yang spontan dan fleksibel, film ini memang layak dinilai sebagai cult classic terbaik.

Lebih baru Lebih lama