Album Review: The Velvet Underground & Nico

Dirilis pada Maret 1967, album debut The Velvet Underground & Nico merupakan karya yang berpengaruh besar dalam dunia musik. Bukan hanya sekadar karya musik, melainkan sebuah pandangan artistik yang mendobrak batasan konvensional pada masanya. Diproduseri oleh Andy Warhol, album ini menawarkan perpaduan unik antara seni visual dan musik.

Album dibuka dengan track pertama berjudul Sunday Morning, track ini sangat berbeda dari beberapa lagu di Album The Velvet Underground & Nico lainnya yang cenderung lebih keras dan eksperimental. Lagu ini memiliki melodi yang manis dan tenang. Permainan celesta oleh John Cale memberikan nuansa dreamy pada lagu ini. Namun, ritme musik yang melodius dan melankolis langsung dihancurkan dengan I'm Waiting for the Man, sebuah lagu garage rock yang keras mengenai ketidaksabaran seorang junkie menunggu sang bandar di Harlem, New York, untuk mendapatkan heroin. Majalah musik Rolling Stones menempatkan lagu The Waiting for The Man pada posisi 81 pada daftar 500 The Greatest Song of All Time pada edisi 2021, pada tahun yang sama The Guardian menempatkan lagu tersebut pada posisi ke 9 dalam daftar lagu terhebat Velvet Underground.

Track ketiga kita diperdengarkan dengan Femme Fatale salah satu lagu paling dikenal dari album V.U & Nico, yang menggambarkan dengan sempurna dualitas antara keindahan dan kesuraman. Lagu ini dibuat atas permintaan Andy Warhol kepada Lou Reed untuk menulis salah satu Warhol Superstars-nya, Eddie Sedgwick. Pada awalnya Femme Fatale terpilih sebagai B-Side untuk single Sunday Morning yang direkam pada akhir tahun 1966, namun pada akhirnya kedua lagu tersebut dimasukkan ke dalam album debut mereka. Lagu yang menampilkan suara Nico yang bulat dan dalam, menciptakan suasana yang kontras dengan ketukan instrumen yang lebih ringan, suara noise atau dengung yang terdengar mulai dari intro hingga lagu selesai menciptakan perpaduan antara pop-baroque dan rock. Tidak hanya Femme Fatale, Nico juga mengisi vokal pada dua lagu lainnya yang terdapat pada album V.U & Nico; All Tomorrow’s Parties dan I’ll Be Your Mirror.

All Tomorrow’s Parties lagu yang juga atas permintaan Warhol ini terinspirasi oleh kehidupan disekitar Andy Warhol’s Factory yang berada di New York City yang menjadi tempat lokasi banyak pesta, lifestyle yang glamor ini juga disinggung pada film komedi Austin Powers, bahwa Warhol lebih dikenal karena pestanya dibanding karya seninya. Terlebih lagi, Velvet Underground adalah bagian dari Andy Warhol’s Factory pada masa awal-awal berdirinya grup band tersebut, khususnya pada pembuatan album debut mereka.

Kemudian pada track I’ll Be Your Mirror menghadirkan ritme musik yang soft dan kalem, lagu yang ditulis oleh Lou Reed untuk Nico ini menjadikan sebagai lagu paling personal pada album tersebut. Jurnalis sekaligus kritikus musik dari AllMusic, Mark Deming, menyebut bahwa I’ll Be Your Mirror sebagai “Understated love song”

Lagu seperti Venus in Furs membawa pendengar ke dunia yang lebih gelap. Venus in Furs terinspirasi oleh novel Leopold von Sacher-Masoch dengan judul yang sama, lagu yang diadopsi dari sebuah novel ini membahas tema sadisme dan masokisme atau yang biasa lebih dikenal dengan BDSM. Gaya musik Venus in Furs sangat eksperimental, demonic whiplash dari biola elektrik John Cale sangat mendominasi dalam menciptakan nuansa gelap nan liar, sementara droning chord yang dihasilkan dari Ostrich-Tuning (menyetel senar gitar pada nada yang sama) a la Lou Reed meningkatkan intensitas dan erotisisme lagu ini. Venus in Furs juga mengingatkan kita pada Marquis de Sade yang mempelopori filsafat kebebasan ekstrem, seperti pornografi kekerasan yang menentang etika, agama, dan hukum.

Kemudian kita juga akan memperdengarkan Run, Run, Run yang menggunakan tempo 144 BPM menghadirkan ritme musik yang cepat, dan juga solo riff yang agresif dari Lou Reed menghadirkan distorsi gitar yang berat memberikan nuansa garage rock yang mentah.

There She Goes Again secara musikal meminjam dari Hitch Hike milik Marvin Gaye. Lagu ini dipengaruhi oleh rhythm and blues, dengan riff gitar yang ceria dan melodi yang catchy. Terdapat harmoni vokal yang ringan dan ritme yang mengayun, menciptakan suasana yang lebih pop dibandingkan dengan beberapa lagu lain di album V.U & Nico.

The Black Angel's Death Song, salah satu lagu paling eksperimental pada album V.U & Nico, lagu yang didominasi oleh gesekan biola elektrik John Cale yang tajam dan menusuk menimbulkan disonansi sepanjang lagu. Vokal Lou Reed disampaikan dengan gaya semi-puisi, sering kali dengan frasa yang berulang dan lirik yang cenderung surrealis.

Dan tentu saja highlight dari album "pisang" ini adalah Heroin sebuah lagu yang menampilkan gaya drum primitif Moe Tucker dan gesekan biola John Cale yang kuat pada dua menit terakhir menghasilkan distorsi bagi siapa saja yang mendengarnya tidak nyaman. Lirik lagu yang menggambarkan pengalaman pecandu narkoba dengan sangat detail dan eksplisit ini menunjukkan baik euforia maupun kehancuran yang disebabkan oleh heroin. Ini adalah salah satu contoh paling jelas dari pendekatan realistis dan gelap dalam penulisan lagu Lou Reed.

Dan penutup dari semua kekacauan yang telah terjadi adalah European Song sebuah lagu yang didedikasikan untuk Delmore Schwartz, seorang penyair dan mentor bagi Lou Reed, lagu didominasi oleh eksplorasi instrumental dengan komposisi noise rock yang lebih keras dan eksperimental, dengan segmen panjang yang penuh dengan improvisasi gitar, feedback, dan distorsi. Struktur lagunya longgar, lebih mirip jam session daripada lagu rock tradisional. Ini mencerminkan pengaruh dari avant-garde dan keinginan band untuk menantang norma-norma musik rock konvensional.

Lebih baru Lebih lama